Social Icons

Sabtu, 08 September 2012

Menjadi Anak Baik

Anak-anakku, sesungguhnya jalan hidup ini adalah pilihan, dan engkau harus memilihnya. Ada teramat sangat banyak cara menjalani hidup, dan engkau bisa menyaksikannya dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Cobalah perhatikan orang-orang di sekitarmu, adakah mereka sama semua ? Tidak, engkau melihat mereka berbeda-beda. Tidak sama. Cara mereka berpakaian, cara mereka berbicara, cara mereka mendapatkan harta, cara mereka mendapatkan kedudukan, ternyata memang berbeda-beda.

Semua orang tua pasti mengkhawatirkan anak-anaknya di zaman sekarang ini. Apa yang mereka khawatirkan ? Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi telah membuat semua menjadi mungkin dilakukan. Untuk menjadi baik atau untuk menjadi jahat, lebih mudah direalisasikan karena bantuan teknologi. Inilah yang dikhawatirkan semua orang tua. Mereka khawatir anak-anaknya terbawa ke dalam kerusakan moral. Mereka khawatir anak-anak akan menjadi jahat dan tidak mengenal kebaikan. Semua orang tua menghendaki agar anak-anak mereka menjadi anak baik.

Jangankan orang tua yang salih, sedangkan orang tua yang tidak salih sekalipun ingin agar anak-anaknya menjadi salih, menjadi baik, tidak seperti orang tuanya. Ini adalah fitrah manusia, yang telah diciptakan Allah dalam kondisi kebaikan. Seburuk apapun orang tua, pasti menghendaki agar anaknya menjadi baik. “Biarlah orang tuanya saja yang rusak dan jahat, yang penting semua anak-anak berada dalam kebaikan”, demikian keinginan mereka. Tidak ada orang tua yang bercita-cita menjadikan anaknya menjadi jahat dan rusak moralnya.
Anak-anakku, untuk menjadi anak yang baik tidaklah sulit sebagaimana dibayangkan banyak orang atau banyak teman-temanmu. Mereka suka mengatakan betapa sulit menjadi anak baik, karena terlalu banyak aturan. Ketahuilah anak-anakku, menjadi anak yang baik itu memerlukan sejumlah usaha, sebagaimana untuk menjadi anak yang jahat juga memerlukan sejumlah usaha. Sama-sama mengeluarkan energi untuk membentuk diri, mengapa harus memilih menjadi jahat ? Mengapa tidak memilih menjadi anak yang baik ?

Aku akan mengajakmu mengenal cara bagaimana menjadi anak yang baik, sehingga engkau akan mengenal pula usaha yang harus dilakukan untuk mewujudkannya.

Pertama, kenali Tuhanmu
Anak-anakku, kita semua sebagai makhluk harus mengenal siapa Yang Menciptakan kita. Engkau harus mengenal Tuhanmu, Tuhan yang memberimu rizki, yang memberimu kehidupan, yang memberimu pengetahuan, yang meberimu berbagai kenikmatan. Engkau harus mengenal Tuhanmu yang sangat baik kepadamu. Telah memberikan bentuk tubuh yang elok, telah memberikan kemampuan yang terus berkembang, telah memberikan ilmu yang membuatmu mengerti banyak hal tentang dunia.
Anak-anakku, jika engkau perhatikan makhluk hidup di sekitarmu, siapakah yang memberi rizki kepada mereka ? Lihatlah semut, mereka bisa bertahan hidup, tanpa kita memberikan makanan sedikitpun. Mereka bisa beranak-pinak dalam jumlah yang banyak, tanpa pernah merasa khawatir akan rizki anak-anaknya. Ikan-ikan di sungai yang berenang dengan bebas, adakah kita membiayai hidup mereka? Ikan-ikan itu mampu mempertahankan keturunannya dan tidak kesulitan dalam mendapatkan penghidupan.

Burung-burung yang terbang tinggi di angkasa, kitakah yang memberinya makan setiap hari ? Berapa banyak jenis burung yang sama-sama mencari makan, namun toh mereka tak pernah kelaparan. Unggas-unggas yang mengepak-ngepakkan sayapnya dengan riang sepanjang hari, siapakah yang telah memberi makan kepada mereka ? Bisakah engkau menghitung jumlah unggas di muka bumi ini, nyatanya mereka mampu hidup mandiri.

Dan berapa banyak jenis makhluk hidup di muka bumi ini, tanpa pernah bisa kita menghitung jumlah mereka, siapa yang menjamin hidup mereka sehari-hari ? Engkaukah, akukah, atau siapa¬kah Sang Maha Pemberi Rizki itu ? Siapakah Sang Pemberi Kehidupan itu ? Pasti bukan engkau, bukan pula aku.

Wahai anak-anakku, siapakah yang menumbuhkan batang-batang padi di sawah, hingga ia berbulir dan menguning, merunduk, dan siap dipetik ? Siapa pula yang menurunkan air dari langit, agar bumi menjadi segar, dan tetanaman bisa tumbuh subur di atasnya ? Siapa pula yang menegakkan batang pepohonan, membesarkan pokok, batang dan tangkainya, lalu menjadi gelondong-gelondong kayu yang siap dijadikan bahan kebutuhan manusia ?
Siapakah yang menanam pasir-pasir besi, hingga manusia bisa mengambil dan mengolahnya untuk teknologi ? Siapakah yang memancarkan tambang-tambang minyak di tetanah tandus nan gersang, lalu berebutlah manusia menguasai ladang-ladang minyak itu untuk kemapanan ekonomi mereka ? Wahai, siapa¬kah yang menabur benih-benih emas murni di bumi yang luas, hingga terciptalah kilau cahaya kekuningan ? Siapakah yang menerbitkan matahari, agar sinarnya menjadi energi yang menghidupi makhluk bumi ….

Tidakkah engkau belajar dari alam, lalu tersungkur, ruku’ dan sujud di haribaan Yang Maha Perkasa, karena kagum akan keluarbiasaan kemurahan dan curahan kasihNya ? Siapakah Dia, anakku ? Ya, Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Sempurna. Tuhan yang telah sangat baik kepada kita, maka wajib bagi kita mengikuti aturanNya. Tuhan yang sangat pemurah kepada kita, maka wajib bagi kita untuk menyembahNya. Tuhan yang sangat kasih kepada kita, maka wajib bagi kita untuk mencintaiNya di atas segalanya.

Kedua, kenali jalan Kenabian
Anak-anakku, Tuhan telah mengutus para Nabi untuk membimbing hidup manusia. Sesungguhnyalah manusia akan berada dalam kesesatan apabila tidak ada Nabi yang membimbing mereka menuju cahaya. Para Nabi telah menuntun kita kepada sebuah jalan kehidupan yang akan membawa kita menuju kebaikan dan kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat kelak. Itulah yang aku sebut sebagai jalan Kenabian, jalan lurus yang digariskan Sang Nabi untuk kita ikuti.
Banyak sekali manusia memilih jalan sendiri dalam kehidupannya. Ketahuilah, jalan-jalan yang ditempuh itu tidak menjamin manusia mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat, kecuali apabila jalan itu sesuai dengan yang telah dituntunkan Sang Nabi. Banyak manusia yang tersesat dalam kehidupan, mereka mendapatkan kesuksesan material, mereka mendapatkan kedudukan tinggi, harta melimpah dan jabatan yang strategis. Namun ternyata tidak membawa mereka menuju kebahagiaan. Lihatlah betapa banyak orang yang hidup merana, tersiksa dan tidak bahagia padahal bergelimang harta dunia.

Jalan Kenabian membawa kita menuju kehidupan yang seimbang, sedangkan jalan lainnya selalu cenderung terjebak dalam sisi keduniaan, sisi kebendaan, sisi materi dan mengabaikan sisi spiritual, mengabaikan sisi akhirat. Hidup kita harus seimbang, anak-anakku, karena itulah yang akan menghantarkan kita menuju kebaikan yang hakiki. Seimbang antara urusan dunia dan akhirat, seimbang antara segi ruhani dan jasmani, seimbang antara spiritual dan material, seimbang antara usaha dan doa. Begitulah jalan yang diajarkan Sang Nabi. Jalan keseimbangan yang akan membawa manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan.

Anak-anakku, engkau melihat betapa banyak orang yang rusak badan, pikiran dan hatinya, karena mereka mengeksplorasi kesenangan sesaat. Semua ingin mereka rasakan, semua ingin mereka nikmati tanpa peduli aturan Sang Nabi. Mereka hancurkan tubuh dan pikiran dengan berbagai hal yang memabukkan dan merusakkan. Mereka hancurkan masa depan bangsa dan negeri ini dengan kelakuan bejat setiap hari. Internet hanya menjadi sarana kemaksiatan bagi mereka. Komputer hanya menjadi sarana kejahatan bagi mereka. Harapan apa yang bisa dititipkan kepada mereka yang tidak mengenal jalan Kenabian ? Tidak ada.

Ketiga, hormati orang tuamu
Anak-anakku, kedua orang tuamu telah menjadi lantaran keberadaanmu di dunia ini. Ibumu telah mengandung dan melahirkanmu dengan susah payah, penuh perjuangan yang sangat hebat. Kedua orang tuamu telah merawatmu dengan penuh kasih sayang. Siang dan malam mereka menjagamu saat engkau masih bayi, terkadang ayah dan ibumu harus begadang semalaman karena engkau sakit. Itu mereka lakukan dengan penuh perasaan cinta dan tanggung jawab.
Sekarang setelah engkau semakin besar dan terus tumbuh berkembang, kedua orang tuamu berusaha mendidik dengan baik, serta mencarikan sekolah yang berkualitas untuk masa depanmu. Lihatlah ayah dan ibumu bekerja keras mencari penghidupan demi membahagiakanmu. Mereka tidak tega melihat engkau berjalan kaki tanpa alas kaki, maka mereka membelikanmu sepatu. Mereka tidak tega melihatmu menempuh jarak yang jauh untuk sekolah, maka mereka membelikan sepeda untukmu, atau memberikan uang agar engkau naik angkutan umum. Padahal engkau melihat uang mereka sebenarnya terbatas, bahkan kadang mereka juga mengalami kesulitan keuangan.

Kedua orang tuamu mungkin saja menjengkelkanmu karena aturan-aturan yang engkau rasakan terlalu mengurangi kebebasanmu. Namun sesungguhnya yang mereka lakukan adalah untuk kebaikanmu. Mereka sangat ingin menjagamu, sehingga terkadang keinginan seperti itu membuat mereka berlebihan dalam memberikan aturan untukmu. Jika engkau merasa tidak nyaman dengan beberapa aturan yang diberikan, hendaklah engkau bicarakan baik-baik dengan mereka berdua. Tanyakan apakah ada cara lain yang lebih melegakan bagimu dan bagi kedua orang tuamu, sehingga semua merasa nyaman dan tidak saling tertekan.

Engkau tidak boleh memberontak dan melawan orang tuamu, karena sesungguhnya semua bisa dibicarakan baik-baik bersama mereka. Percayalah, mereka sangat mencintaimu dan tidak ingin mengecewakanmu. Salurkan ketidaksukaanmu atas beberapa sikap dan aturan yang mereka berikan, dengan jalan pembicaraan yang santun dan penuh hormat. Orang tuamu pasti akan mendengarkan pendapatmu jika memang pendapatmu itu masuk akal dan tidak membahayakan kebaikan dirimu dan keluargamu.

Keempat, belajarlah dengan tekun
Anak-anakku, masa muda adalah masa-masa emas dalam pembelajaran. Maka tekunlah belajar menuntut ilmu. Manfaatkan waktu dan kesempatan untuk mendalami banyak ilmu pengetahuan, karena kelak itu semua akan engkau perlukan dalam menjalani kehidupan. Jangan sia-siakan waktu emasmu ini dengan kegiatan yang tidak bermanfaat bagi kebaikanmu dan bagi masa depanmu. Gunakan waktu sebanyak mungkin untuk belajar dan mencerap berbagai macam ilmu, baik di rumah, di sekolah maupun dalam lingkungan sekitarmu.
Saat engkau sekolah, ikutilah program pendidikan di sekolah dengan baik. Manfaatkan berbagai fasilitas yang ada di sekolah untuk mengasah kepandaianmu, untuk melatih ketrampilanmu, untuk menumbuhkan kemandirianmu. Sangat banyak fasilitas sekolah yang sering disia-siakan para pelajar, seperti perpustakaan dan sarana-sarana kegiatan lainnya. Banyaklah bertanya kepada guru dan seringlah berdiskusi dengan teman-temanmu, itu semua akan menambah wawasan dan ketrampilan sosialmu. Ikuti pula kegiatan organisasi untuk mengasah kemampuan manajerial dan bakat kepemimpinanmu.

Sesungguhnya sangat banyak ilmu yang bisa engkau dapatkan selama masa pembelajaran. Itu semua akan engkau rasakan manfaatnya kelak ketika sudah dewasa. Sekolah bukan hanya untuk mendapatkan ijazah, namun untuk mendapatkan kematangan jiwa, pemikiran, perasaan dan berbagai ketrampilan. Sekolah akan mencetakmu menjadi manusia pembelajar yang akan engkau teruskan setelah selesai masa pendidikan kelak. Jiwa pembelajar ini sangat penting bagimu, karena engkau akan sering berada dalam suasana baru di dalam mengarungi kehidupan yang sesungguhnya kelak.

Kelima, berteman untuk memperkuat kebaikan
Anak-anakku, sesungguhnya semua dari kita memerlukan teman. Kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Kita selalu saling memerlukan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, engkau harus bisa bergaul dan memilih teman yang tepat untuk memperkuat kebaikanmu. Sangat banyak jenis teman, dan engkau bisa bergaul dengan semua dari mereka sesuai tingkat keperluan yang engkau inginkan. Namun batasannya jelas, bahwa pertemananmu harus memperkuat kebaikanmu, syukur bisa memperkuat kebaikan teman-temanmu pula.
Semua orang akan terpengaruh oleh lingkungan di sekitarnya, maka engkau akan selalu berada dalam suasana pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya. Mungkin pengaruhmu lebih kuat sehingga teman-temanmu terwarnai olehmu, mungkin pula pengaruh temanmu lebih kuat sehingga engkau terwarnai oleh kepribadiannya. Itulah sebabnya, engkau harus pandai membatasi tingkat pertemanan pada pengaruh yang saling menguatkan dalam kebaikan. Jika engkau merasa terpengaruh dalam keburukan, cepat tinggalkan pertemanan seperti itu karena sangat merugikanmu.

Namun bagaimanapun kondisi teman-temanmu, engkau harus bisa menjaga hubungan baik dengan mereka. Mereka kelak akan menjadi orang-orang yang berpengaruh atau orang-orang sukses dalam dunia masing-masing, dan engkau masih memiliki tali pertemanan dengan mereka. Dengan pertemanan itu, suatu saat engkau akan bisa menitipkan nilai-nilai kebaikan pada dunia mereka masing-masing, sehingga pengaruh kebaikanmu akan tetap bisa terjaga.

Keenam, lakukan kegiatan yang bermanfaat
Selain di sekolah dan di rumah, ada banyak alternatif kegiatan yang bermanfaat bagimu. Ikutilah kegiatan yang memberikan kemanfaatan, agar waktumu efektif teralokasikan untuk kebaikan. Jangan biarkan ada waktumu yang terbuang percuma, terhanguskan dengan sia-sia. Banyak anak-anak remaja seusiamu yang menghabiskan waktu berhari-hari di depan play station, atau main game online tanpa mengenal batas waktu. Mereka telah membakar waktu untuk hal-hal yang kurang memberi kemanfaatan untuk kebaikan.
Di rumah, engkau bisa membiasakan diri untuk olah raga rutin, engkau bisa mengambil suatu peran untuk membantu orang tuamu mengerjakan urusan kerumahtanggaannya. Cobalah engkau mencuci pakaian kotormu sendiri, dan menyeterikanya sendiri. Cobalah engkau bersihkan kamar tidurmu sendiri, engkau rapikan meja belajar dan peralatan sekolahmu sendiri. Cobalah engkau bersihkan sendiri piring dan gelas yang telah engkau pakai. Cobalah engkau belajar memasak untuk keperluanmu dan saudara-saudaramu. Itu semua menjadi kegiatan yang bermanfaat bagimu.

Anak-anakku. di lingkungan sekitar rumahmu, tentu ada kegiatan sosial kemasyarakatan untuk anak-anak seusiamu. Engkau harus mengikuti kegiatan positif yang ada di lingkunganmu agar engkau tidak buta lingkungan. Tetanggamu adalah orang-orang yang pertama kali memberikan bantuan kepadamu jika terjadi sesuatu di rumahmu. Maka engkau harus mengenal tetanggamu dan berkegiatan bersama mereka. Jangan engkau menjadi anak-anak muda yang terasing dari lingkungan, dan tidak mengenal kondisi sekitar.

Ketujuh, memiliki komunitas penjaga kebaikan
Anak-anakku, sesungguhnya jiwa manusia itu cepat sekali berubah dan mudah terpengaruh. Maka engkau harus memiliki komunitas untuk menjaga kebaikanmu. Engkau harus berada dalam suatu komunitas yang berkonsentrasi untuk membentuk kepribadianmu. Komunitas ini terdiri dari orang-orang baik, yang selalu berorientasi kebaikan, mengerti jalan Kenabian, dan saling menjaga untuk menguatkan kepribadian satu dengan lainnya.
Sang Nabi telah berpesan agar kita berada dalam jama’ah atau komunitas kebaikan. Karena jika kita sendirian tanpa memiliki komunitas ini, akan mudah sekali terjebak dalam penyimpangan atau keburukan. Jika engkau sendirian, engkau tidak memiliki rekan untuk mengingatkan dan menjaga, tidak memiliki komunitas untuk menasihatidan meluruskan, tidak memiliki sahabat untuk memberikan pertimbangan. Padahal engkau sangat memerlukan semua itu. Maka milikilah komunitas yang bisa menjagamu dalam kebaikan, dimanapun engkau berada.

Sesungguhnyalah semua dari kita lemah dan memiliki banyak keterbatasan. Dengan berada dalam komunitas kebaikan, akan membuat suasana saling menguatkan dan saling melengkapi kekurangan. Komunitas itu pula, selain kepada ayah dan ibumu, yang menjadi tempat kembalimu saat engkau mengalami persoalan yang memerlukan bantuan pemecahan. Komunitas itu telah menjadi ikatan persaudaraan yang kokoh, yang menyebabkan engkau berada dalam suasana keterjagaan senantiasa.

Jika engkau lakukan tujuh hal di atas, insyaallah engkau akan menjadi anak baik. Anak yang akan menjadi penyejuk hati kedua orang tua. Anak yang berbakti kepada ayah dan ibu, disenangi teman, bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Engkau akan menjadi harapan bagi kebaikan bangsa dan negaramu. Engkau menjadi tumpuan kejayaan masa depan peradaban, karena engkau telah menjadi anak yang baik.

Tidak sulit bukan, menjadi anak yang baik ? Yang diperlukan hanyalah kemauan untuk berusaha membentuk dirti menjadi anak baik. Semoga engkau semua menjadi anak-anak yang baik. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Gunakan kata-kata yang Sopan,Ramah,dan Pantas untuk di Katakan :)